ANTARA PAK RAMLI DAN PAK KOSIM

Hujan yang lebat menghentikan langkahku dari perjalanan menuju kantor. Aku menepi disebuah ruko yang kosong. Baju ku basah semua,sampai ke sempak! Aku rogoh handphone dari dalam celana,memastikan tidak basah. Sekalian aku nelpon kekantor kalau agak sedikit telat. Dalam menunggu telepon diangkat,ada dua orang bapak bapak berlari kearahku,seraya neduh juga. “wah.. basah ram baju gue!” ucap sibapak berkaca mata dengan logat betawi.  Orang yang diajak bicara hanya memandang kesepatunya yang basah. aku yang sedang dalam telepon memandang mereka. Bapak yang berkaca mata itu terlihat lebih tua,dengan perut yang buncit dan rambutnya botak ditengah,mungkin umurnya 55 keatas. dan yang satu lagi,bapak yang berkulit coklat,dengan kumis tebal,perutnya agak sedikit buncit,tangannya dipenuhi bulu yang lumayan banyak. Mata ku liar memperhatikan mereka berdua,dari atas sampai bawah. Yah walaupun aku seorang bapak bapak,akupun suka dengan bapak bapak,apalagi mereka,type ku! Selesai berbicara ditelepon,akupun menyapa mereka “kehujanan juga yah Pak...”. bapak berkacama mata menjawab “iye Pak... tadi turun bis,ujannya langsung deres. Baju sampe basah semue ini” sambil ia tunjukkan bagian yang basah. Lucunya dia,pikirku. Bapak berkumis itu hanya diam,sibuk menghisap rokok sambil berjongkok. Akupun tak banyak bicara lagi,hanya bersandar dirolling door toko. Tunggu dalam tunggu,hujanpun tak kunjung reda,malah semakin deras. Aku ambil rokok di kantong,karena mulut sudah asam. Tetapi sial,ternyata rokokku sudah abis “kosong ternyata!” aku tak menyadarinya. Mereka berdua menatapku. Aku melihat kekanan dan kiri,tak ada warung juga pikirku. Tiba tiba sibapak yang berkumis menyodorkan rokoknya “ini pak,silahkan...”. aku merasa tidak enak mengambilnya,tapi kalau aku tolak bakal tak sopan nanti. Lantas aku mengambil sebatang “wah.. makasih nih pak. Saya mau cari warung tapi jauh,basah nanti jadinya”.  Kamipun mulai berbincang bincang,tentang pekerjaan kami,tempat tinggal kami,dan asal kami. Ditengah tengah perbincangan,bapak berkacamata sedikit resah “masuk angin nih gue bisa bisa! Gue pengen jemur baju ,ram” “udah gak usah. Entar juga kering sendiri “. Aku melihat kesebelah ruko,ada bangunan yang belum selesai dibangun. Akupun menganjurkan sibapak itu menjemur pakainnya disitu. Ia pun menyetujuinya,dan kamipun memilih berteduh disitu. “oh iye,kita belom tau nama situ. Saya kosim...” itu bapak yang berkaca mata. “saya ramli" kata sibapak berkumis. “saya izrul,biasa dipanggil ijul dikantor”. Tanpa menunggu lama pak kosim sudah melepaskan pakaian dan celananya,ia hanya mengenakan sempak berwarna biru,lalu duduk beralaskan triplek. Aku yang melihat itu,sontak langsung ngaceng! Tapi aku berusaha menutup mata homo ini. Pahanya pak kosim sekal,tetenya juga sangat berisi,besar seperti ibu  menyusui. Pentilnya hitam lumayan bikin nafsu untuk disedot. Pak ramli hanya mencopot sepatunya dan kaos kakinya. “ram,elu buka juga pakean lu. Biar kering” tegas pak kosim. Akupun dia suruh untuk lepas pakaian dengan alasan supaya tak masuk angin,aku hanya tersenyum dan menahan kontol yang ngaceng. Pak ramli menawarkan rokoknya lagi dan tak kutolak. Kami lanjut berbincang lagi,beralaskan triplek. Dari dekat aku bisa melihat kedadanya,karena pak ramli membuka 2 kancing bajunya. Dadanya berbulu lebat,membuat aku semakin horny. Akupun mencari ide untuk mengajak pak ramli melepaskan pakaian seperti pak kosim lakukan. Ternyata pucuk dicinta ulam pun tiba,tanpa disuruh pak ramli berdiri membuka bajunya. Karena sebagian bajunya kotor terkena debu. “iya buka ram,biar baju lo gak kotor..” ucap pak kosim yang duduk bersandar dengan perut gendutnya. Tonjolan pak kosim besar,dan jembutnya sampai keperut,cukup lebat. Aku benar benar dibuat gila dengan dua orang ini! Pak ramli membuka bajunya membelakangi kami,punggungnya yang berwarna coklat itu sangat tegap,ingin aku mengelusnya. selesai membuka bajunya,pak ramli membuka gespernya. Itu benar benar mengagetkanku! Kupikir ia hanya ingin membuka baju ternyata aku salah. Celana bahan warna hitamya ia jatuhkan kelantai dan ia tarik. Pemandangan didepanku sekarang benar benar indah. Kedua kakinya dipenuhi bulu yang lebat. Pantat pak ramli tak kalah menarik,montok! Padat! Sekal. Ia menunduk untuk mengambil celananya,dan pelernya tercetak jelas disempaknya,dan kurasa sempak itu tak terlalu menampung biji pelernya. Dalam pandanganku,pak ramli berbalik,badannya sangatlah menggoda,bulunya nyambung dari jembut sampai kedada,menantang untuk aku jilat!. “enggak dibuka bajunya pak jul?” seru pak ramli. “iyah pak.. ini baru mau dibuka pak” aku membuka baju agak sedikit kepojok.  Pak kosim seraya protes “jauh amat pak buka baju doang..”. aku yang mendengar itu pun merasa tak enak,lalu kembali keposisi awal. Aku sedikit takut membuka baju,karena kontolku ngaceng berat,ditambah aku memakai sempak yang tipis,dan itu benar benar menujukan bentuk kontol. Aku khawatir mereka mengetahuinya. Baju sudah kubuka dan perlahan aku membuka celana. Celana baru terbuka sampai paha,seseorang dibelakangku memberi komen “itu sempak tipis amat pak!”.”tuh kan!” ucapku dalam hati.  Mendengar itu membuat aku grogi,benar benar nervous.  Aku tetap lanjut tanpa berkata kata. Semua sudah tanggung,pikirku. Seketika aku berbalik badan,dengan kontol ngaceng yang hanya dtutupi oleh sempak tipis,dan aku melangkah. Wajah pak ramli agak sediit kaget melihatku,dan aku bersikap biasa saja. Sekarang kami bertiga hanya mengenakan sempak,untung ruko yang dalam renovasi ini tertutup oleh terpal jadi tak terlalu terlihat dari luar. Lagi lagi pak kosim berkomentar “ente ngaceng pak?” aku sudah yakin dia akan bertanya itu. dengan santai aku menjawab “saya kalau hujan begini pasti ngaceng pak” sambil tersenyum malu. “wajarlah... dingin” tambah pak ramli. Keadaan sudah mulai menghangat. Dan obrolanpun mengarah ke seks. “bini gue udah gak mau kalo gue ajak maen dua kali...” ucap pak kosim “gue jadi ngeloco kalo pagi” sambungnya.  Kuat juga pak kosim,pikirku. “bapak ngeloco?” aku menambahkan. “iyah pak... soalnya bini saya,kalo saya ajak maen dua kali udah gak mau. Alesannya ngantuk lah,cape lah...”. pak ramli yang disebelahku tiba tiba bangkit dan berjalan kepojok untuk kencing. Aku dan pak kosim masih membicarakan perihal seks. Sering aku mencuri pandang keselangkangan pak kosim. Suara air mengucur deras dari kontol pak ramli. Didepan ku pak kosim duduk dengan selangkangannya yang tebuka lebar dan dibelakangku pak ramli sedang kencing,benar benar aku horny dengan semua ini! Pak kosim memandang pak ramli yang sudah selesai kencing “elu ngaceng ram?” aku yang duduk membelakangi pak ramli,langsung menengok kearahnya. Sepertinya ucapan pak kosim itu benar,sempaknya terlihat sedikit membengkak. “gue ngaceng ngedenger kalian ngomongin seks. Gue udah 4 hari gak tidur ama bini gue sim. Dia lagi kurang enak badan” “oh... pantes”. Kontol ku ngaceng gak turun turun dari awal.  Aku yang duduk ditengah tengah mereka berdua membayangkan hal hal jorok. Sebentar bentar aku menengok ke pak kosim terus ke pak ramli. “kalo pak jul sendiri,berapa kali seminggu maen sama bini?” tanya ramli. “wah kalo saya sih duda pak. Jadi ngeloco aja” aku menutupi jati diri ku yang homo tulen dan belum pernah menikah. Mereka terdiam memandangku. Aku melanjuti kata kataku “makanya saya ngaceng kalo cuaca begini,bawaannya pengen ngeloco aja,syukur syukur bisa ngewe..” aku nyengir. Entah mereka menyadari maksud terselubung ku atau tidak. “ngeloco aja pak jul kalo emang gak kuat,engga usah malu...”  pak ramli memandang aku kasihan. gila kali! ”wah... saya malu pak” aku sedikit berskenario. “saya sih juga sange pengen ngeloco nih...”  pak kosim mengusap ngusap kontolnya. “iya,kita ngeloco aja sembari nunggu ujan...” tambah pak ramli. kami pun melepaskan sempak kami masing masing. Kontol  kami bertiga sudah ngaceng semua dan kontol yang paling besar adalah kontolnya pak kosim,tegak berdiri. Kontol pak ramli dipenuhi jembut,kontolnya berwarna hitam. Kontolku sendiri sudah basah oleh precum. Aku memilih duduk bersandar “ayo pak.. dikocok kontolnya” ajakku. Pak kosim bersandar oleh tangan kirinya dan tangan kanannnya mengocok kontol besarnya,sangatlah nikmat melihatnya. Pak ramli sendiri mengurut ngurut kontolnya pelan,sambil merokok. Aku mencubit cubit tetek ku,bergantian kanan dan kiri. Pak kosim aneh melihat aku “ini bikin nimat juga pak” aku mengarahkan pak kosim dengan aku tetap melintir pentilku sendiri. Pak kosim pun mengikuti caraku. “kok saya gak berasa yah?” bingungnya. “sini coba saya cubit pentil bapak. Bapak tetap aja ngocok” tunjuku. Aku pun menghampiri pak kosim dan mulai mencubit pentilnya yang sebelah kiri. Cubit cubit kecil dan pelintir. Dilanjut tetenya yang sebelah kanan,dan kali ini baru pak kosim berasa nikmat. Ia menutup matanya,dan mengocok pelan kontol besarnya. Aku yang tidak sabaran langsung memakai kedua tangan ku bermain dengan kedua tete pak kosim. Cubitan yang awalnya pelan berubah menjadi kencang. Pak kosim mendesah kuperlakukan seperti itu. Pentilnya sudah keras sekarang mendakan dia sangat horny.  Lidah ku pun mengambi alih,aku mulai menjilati tetenya. Kujilati pentilnya dengan ujung lidahku. Kedua tangan pak kosim menjambak jambak rambutku. Kugigit tetenya yang besar itu,lalu kujilat lagi. Desahannya semakin kencang,ia bergerak resah. Kontolnya tertindih oleh perutku. Tangan ku pun tak diam saja,aku raba bagian tubuhnya dengan jari jariku,ku gelitik ketiaknya,pinggangnya,garis pantatnya,pahanya,betisnya,ujung kakinya,seluruh badannya kujelajahi!. tanpa kusadari pak ramli sudah berdiri disebelah pak kosim. Tanpa permisi ia menyodorkan kontolnya kemulut pak kosim. Pak kosim langsung membuka matanya. “gue gak mau ram...” tolak pak kosim. ”cepet sim,isep kontol gue!”paksa pak ramli. aku tak memperdulikan perbincangan mereka. Pak  ramli tetap menempelkan kontolnya kemulut pak kosim,dan selalu ditolak. Mungkin kesal,ia menarik wajah pak kosim dan memaksa mulut pak kosim supaya terbuka. Dalam perlakuan itu,pak kosimpun membuka mulutnya. Tanpa menunggu lama pak ramli langsung mendorong kontolnya dalam dalam “aaaahhhhh...” desah pak ramli. Dari dagu pa kosim,ludahnya berjatuhan kekepalaku. Aku pun turun kekontol pak kosim. Kepala kontolnya yang besar itu aku jilat jilat dahulu sebelum measukannya kedalam mulutku. Pak kosim sudah tak sabar,ia menjambak rambutku dan menuntun kepalaku untuk cepat menghisap kontolnya. Aku tetap menjilat jilat batang kontolnya,dari atas kebawah. Basah kontolnya oleh air liurku. Biji kontolnya menarik perhatian ku,kupijit pijit kecil kedua biji itu,dan perlahan aku emut. Pak kosim mendesah desah dengan suara yang tidak jelas. Aku melirik kearahnya. Kontol pak ramli tengah bersarang dimulutnya. Pak kosim melirik ku dengan mata yang marah karena aku bermain dengan biji pelernya. Pemandangan seperti itulah yang membuat aku semakin ingin bermain dengan bijinya. Kembali jambakan darinya aku dapati. Saking kesalnya aku bejek biji pelernya dan dia pun teriak. Kesempatan seperti itu langsung diambil oleh pak ramli untuk mendorong dalam dalam kontolnya dan mentok ditenggororkan pak kosim. Ia tersedak kontol,dan memaksa pak ramli untuk berhenti. Dia pun menghentikannya. Kontolnya ia keluarkan perlahan dari mulut pak kosim,aku yang dibawahanya melihat kontol itu perlahan keluar dengan penuh air liur. Aku juga menghentikan emutan ku dibiji pak kosim. lalu pak kosim mencoba rilex dan mengambil nafas teratur. Pak ramli mengambil rokonya. Dan duduk beristirahat. Aku pun meminta sebatang kepada pak ramli,ia mendekat kepadaku dan langsung menciumku. Aku kaget dengan perlakuannya. Bibirnya sangat erat melumat bibirku. Lidahnya langsung menyeruak kedalam mulutku. Lidah kami bertemu,bibir bawah ku habis ia gigit. Setelahnya ia selesai mencium ku dan bersandar disebelah pak kosim. Aku memilih rebahan sambil menatap mereka. Mereka juga menatapku. Kontol mereka berdua ngeceng full. “enak banget tadi bapak isep tete saya..” ucap pak kosim. kepadaku. “disitu salah satu kenikmatan laki laki juga pak” balasku. “sial lo ram,tadi gue udah bilang jangan!” pak kosim mengarah kepakramli yang disebelahnya. “yah gimana sim... gue pengen banget di isep tadi. Gue liat mulut lo nganggur” ejek pak ramli. Aku matikan rokok dan kembali menghampiri mereka. Ku isep kontol pak kosim dulu,sambil tangan kiriku memijit mijit kontol pak ramli. Agak sedikit kesulitan untuk memasukan semua kontol pak kosim,karena kepala kontolnya lebih besar dari pada batangnya. Aku buka lebar lebar mulutku,sedikit demi sedikit kontol itu terbenam dalam mulutku. “aaahhhh pak... enak pak...” desahan pak kosim. Lidah ku tetap menijlat jilat batang kontolnya didalam mulutku. Pak ramli merubah duduknya dan wajahnya mendekat kearahku. ia langsung menjilati wajahku,dengan kumisnya membuatku geli. Wajahnya benar benar ia dekatkan keaku. Aroma tembakau ketara dari mulutnya. Wajahku habis sudah ia jilati,ia kecup bibirku yang tengah kemasukan kontol pak kosim. Aku benar benar kesulitan meladeninya. Ia jilat bibir bawahku,bibir atasku,hidungku pun tak luput dari jilatannya. Dari bibir ia pindah kekuping. Dan ini benar benar membuat ku tak berkutik. Ia jolok jolok ujung lidahnya dilobang kupingku. Ia makan kupingku,ia jilat,ia gigit. Pak kosim yang melihat itu,manarik kontolnya dari mulutku. “ram.. nih kontol gue lo isep!” tanpa menunggu lama pak ramli langsung menghisap  kontol pak kosim. Seperti memakan permen lolipo ia jilat kepala kontol pak kosim. Dalam keadaan pak ramli membungkuk,aku menuju kekontolnya,aku mengmbil posisi tiduran dibawah kontolnya dan menghisapnya. Jari ku iseng mencari cari lobang pantat pak ramli. Kutemukan berbulu lobang pantat itu,kubasahi jari ini dengan ludah yang banyak. Kuraba raba lobang pantat itu dengan jari telunjukku. Pelan pelan kumasukan satu jari. “aduh pak... sakit” protes pak ramli. “tenang aja pak,nanti enak ko” jawabku. Memang benar pantatnya masih rapat dan susah untuk ditembus. Kutarik jariku dari lobang anusnya. Aku berpindah posisi. Aku dibelakang pak ramli sekarang. Lobang pantatnya memang berbulu. Aku fokus dilobang itu. Kumeludah diatas lobangnya. Pak kosim yang melihat perbuatan ku hanya menggelengkan kepala. Pantatnya kubuka lebar lebar suapaya ludah ku masuk kedalam anusnya. Beriringan denga ludah,kudorong jari telunjuk ku pelan pelan. Perlahan demi perlahan jari kupun masuk. Didalam kurasakan ketat,sangat kencang menahan jariku. Kuusap usap pantatnya suapay rilex. Kubenamkan dalam dalam jari telunjukku. Kuputar jari ini didalam anusnya. Pak ramli mengerang,dinding anusnya aku pijit pijit. Ia mulai merasa enak. Kontolnya ngaceng dalam genggamanku. Jari telunjukku lanjut maju mundur didalam anusnya. “aaaahhhh....” ia mendesah. Ia mulai menghentikan isepannya dikontol pak  kosim. lalu kuangkat badan pak ramli dengan jari telunjukku yang masih terbenam didalam anusnya. Kusandarkan badannya kebadanku. Kontolnya tegak berdiri. Jariku terus kugerak gerakan didalam anusnya,mungkin ia mulai terasa gatal sekarang. “pak tolong isep kontol pak ramli” suruh ke pak kosim. mulutnya langsung hinggap kekontol pak ramli. Dijilat jilat,dihisap kuat oleh pak kosim. tangan pak kosimpun memainkan biji pak ramli. Tangan kiriku tengah sibuk memainkan tetenya pak ramli. Pak ramli hanya mendesah desah diperlakukan seperti ini. Jariku yang tengah terbenam itu terasa ada yang mendorong,ternyata jari pak kosim juga ingin merasakan hangatnya anus pak kosim. keinginan itupun ku iyakan,kubuka lebar lobang anus itu. Jari pak kosim yang besar langsung mendorong kedalam. “aaaaaaaaaaaaaa” pak ramli teriak sekencang kencangnya. Untung hujan meredam suara kami. “udah...” pinta pak ramli. Kami tak mengiyakannya. Pak kosim memang lihai,ia langsung  menggaruk garuk dinding anus pak ramli. Kembali pak ramli mendesah. “enak ram...” ledek pak kosim. “bini gue aja minta nambah kalo memeknya gue giniin!” jari ku menjadi pasif didalam,karena lobang anus itu menjadi sempit. Pak kosim menyuruhku untuk ikut mendorong dorong jariku. Bersamaan kami memaju mundurkan jari kami dilobang anus pak ramli. “udah... udah...” pak ramli memelas ke enakan. Pak kosim tertawa melihat wajah pak ramli. Kami pun menyudahi perbuatan kami. Secara bersamaan kami mengeluarkan jari kami,penuh dengan cairan!. Pak kosim tersungkur,ia keletihan. “liat tuh pak,lobangnya si ramli,udah lobeh” pak kosim tertawa. Benar katanya,lobang itu sekarang menjadi lebar tetapi sangat membikin nafsu untuk disodok kontol. Sepertinya pak kosim masih belum puas,ia lanjut “ram.. tidurnya yang bener ram” kata pak kosim. pak kosim memposisikan tidurnya pak ramli. Dengan telentang,kaki pak ramli dibuka lebar lebar. Aku melihatnya kasihan tapi kontol pak ramli berkata lain,masih ngaceng!. “kesini pak...” suaranya pak kosim ngebass. Aku hanya menuruti perintahnya lagi. Tiba tiba pak kosim memberikan jari telunjuknya kepada ku. Wajahku bingung. “di isep pak,sampe basah!” aku yang mengerti langsung menjilatnya,satu persatu,sampai telapak tangannya pun ku jilat. Dirasa cukup,jarinya ia arahkan kelobang pak ramli lagi. Karena sudah terbuka lobang anusnya jadi sudah tak susah. Jari telunjuk pak kosim menggelitik mulut anus itu,membuat pak ramli kebringsangan. Aku melihatnya benar benar horny. Dimasukan jari telunjuk itu perlahan. Pelan pelan,jari itu amblas didalam pantat pak ramli. “aaaahhh..” pak kosim merasakan kehangatan lobang anus. Jarinya ia mentokkan sedalam dalamnya. Wajah pak ramli memerah,menahan.  “jarinya masukin juga pak,biar lobangnya tambah lebar...”  seru pak kosim. “sim jangan sim....” protes pak ramli. aku hanya menuruti pak kosim.  “sini jarinya saye jilat” pak kosim langsung menarik tanganku. isepannya lembut,dengan lidahnya menjilat setiap kulit tanganku. sudah basah semua,aku tempelkan jari telunjukku kelobang pak ramli,sudah mulai sempit karena terisi oleh jari pak kosim. pak kosimpun membuka paksa lobang anus itu. Dengan bergesekkan jari ku dengan jari kosim,sedikit demi sedikit jarikupun terbenam dilobang anus pak ramli.  “kita entot lobang tua ini pak!” pak kosim tertawa. Kami pun langsung memaju mundurkan jari kami dilobang anus pak ramli. “aaaahhhhhh.. aaaahhhhhhh...”  pak ramli mengerang. Kontolnya benar benar tegang. “pak kasih ludah” pak kosim mengadahkan tangan kirinya. Aku pun meludah ditelapak itu. “lagi pak,yang banyak!” tegasnya. Aku sudah tau,pak kosim ingin meloco pak ramli. Telapak tangan pak kosim sudah banjir oleh ludah ku,langsung ia genggam kontol pak ramli kuat kuat. “enak ram,bo’ol lu dientot terus kontol lo dikocok?” ejek pak kosim. pak ramli hanya menutup matanya. Aku yang melihat kontol pak kosim,langsung berinisiatif neglocoin. “jangan pak.. biar saya aja nanti” pak kosim menolaknya. Aku tak mengerti,tapi kubiarkan saja. Kontol pak ramli sudah mulai kedutan,pala kontolnya pun sudah mulai memerah. “udah mau ngencrit lu ram? Nih gue cepetin!”. “pak sodok yang kenceng bo’olnya siramli!”. Kocokan di anus pak ramli pun semakin liar. Aku menyadari pasti sakit! Dan kocokan dikontolnya pun cepat. Pak ramli bergelinjang,resah,uring uringan menahan peju yang sebentar lagi akan keluar. “aaaahh...” suara pak ramli mulai berat. Tangankupun mencubit cubit tetenya,menambah kenikmatan.  Dan “aaaahhhhhhh.....” teriak pak ramli! Pak kosim langsung melepas jarinya dari lobang anus pak ramli,mulutnya langsung ia arahkan kekontol pak ramli,menampung semua peju yang keluar. “eeehhhhmmm....” suara pak kosim. aku pun mundur melihat pak kosim dan pak ramli. Menggelinjang bdan pak ramli meneriman isepan itu. Semua peju yang keluar disedot oleh pak kosim. perlahan lahan badannya mulai tenang. Pak kosim menutup mulutnya dan mengarah kemulut pak ramli. Ia membuka mulut ituengan paksa  dan menumpahkan semua peju dari mulutnya. “minum ram peju lu sendiri!”. Bayak sekali peju itu,dalam penglihatan ku. Tetesan tetesan  melewati bibir pak kosim jatuh langsung mengarah kemulut pakramli. Sampe tetes terakhir pak kosim menutup mulut pak ramli,memaksanya untuk meminum. Pak kosim menjepit hidung pak ramli,dengan tidak adanya pilihan pak ramli harus meminum pejunya sendiri!. Kembali pak kosim melebarkan kaki pak ramli yang sudah lemah itu.  “sabar ye ram... sebentar lagi selesai” pak kosim tertawa. Ia meludah kelobang pak ramli yang sekarang sudah benar benar plong. “Pak kosim ingin entot pak ramli! Gila!” ucapku. Perlahan kepala kontol yang besar itu masuk,pelan pelan. Walau lobang anus pak ramli sudah terbuka,tapi dalamnya masih sempit! “jangan ditahan ram!” bentak pak kosim. pak kosim benar benar melebarkan kaki pak ramli sekarang. Lalu ia dorong kuat kuat kontolnya kedalam lobang anus!. “aaaaaa...” jerit sakit pak ramli menggema keseluruh ruangan. aku melihatnya merasa tak tega. Pak kosim dengan kasar mengentot lobang itu dengan kontolnya yang besar. “sebentar lagi ram.. sebentar lagi!” “aaaahhhhhh.... aaahhh”  pak kosim terus maju mundur. Walau perutnya gendut tapi itu bukan hambatan. “aaaahhh....” desah pak kosim. pak ramli hanya meneteskan air matanya,karena kesakitan menahan pantatnya dibobol kontol! “kesini pak!” panggil pak kosim. aku yang berdiri dipojok langsung menghampirinya. “siap siap ram!” semakin cepat pak kosim mengentot lobang itu. “aaaaahhhh....” ia mengerang kencang “aaaahhhh rrraaaaammmmmm” wajahnya sudah penuh dengan keringat dan “aaaaaaaaaaaaaaaa....” pantat pak kosim kedutan,ia mengejan kencang. Kontolnya benar benar ia benamkan kedalam. pak kosim ngencrot.Ia menindih badan pak ramli. dengan gerakan pelan masih maju mundur,peju mulai meleleh keluar dari lobang anus pak ramli. Pak kosim langsung mengatur nafasnya. Wajah mereka berdampingan.”enak ram entotan gue” pak kosim mengatakan itu persis ditelingan pak ramli. Pak ramli memalingkan wajahnya dari pak kosim,ia terlihat kesal. “nah sekarang elu bangun!” pak kosim mengangkat badan pak ramli,badan itu sangat lemas,seakan sudah tak ada tenaga!. Pak kosim menyangga badan pak ramli. “kesini pak,cepet! Taro mulutnya didepan lobang bo’olnya siramli” akupun menurutinya .kaki pak ramli dilebarkan,dan kedua pantat pak ramli dibuka lebar,sampai lobang anusnya ikut terkuak. “keluarin ram peju lo sekarang. Biar diminum sama pak ijul!” pak ramli yang tengah melingkarkan tangannya dileher pak kosim pun langsung mengejan,ia paksakan. Aku menunggu dibawah lobang itu,dengan mulut yang menganga. “prrruuuuttt” suara itu dan cairan peju pun langsung menetes “prruuutttt... prrruuuuttt” suara itu keluar seiringan peju yang menetes. “aaaahhhhh...” aku mandi peju yang keluar dari lobang anus! “diminum pak..” seru pak kosim. peju itu ada yang jatuh kerambutku,ke wajahku,kebadanku. Dirasa sudah habis,pak ramlipun dibaringkan. pak kosim pun berbisik ke pak ramli “sekarang gue udah maafin lu,karena pernah tidur sama bini gue!”.
Tanpa permisi,pak kosim langsung berpakaian dan pergi meninggalkan kami berdua...
Wajah pak ramli terlihat sedih atas semua ini,ternyata ini adalah balas dendam!
Pak ramli ditinggal dengan peju dilobang bo’olnya dan mulut yang penuh peju kering.

1 komentar on "ANTARA PAK RAMLI DAN PAK KOSIM"

  1. ENTOT AKU JUGA DONG.PAK WAWAN GAY CIKUPA TANGERANG 085691291433/pakwawansetiawan79@gmail.com

    BalasHapus