Semula dari Bioskoop

Semula dari bioskop.

Akhir pekan ini aku sempatkan pergi bersama anak ku yang sulung. Hanya kami berdua,karena mamahnya sedang ada urusan,jadi tak bisa. Anak ku merengek untuk menonton film. Aku sendiri tak terlalu suka tapi apa boleh buat,aku ingin membahagiakan anak ku. Lantas aku membeli tiket,dan makanan untuk didalam. Ada waktu sekitar 15 menit untuk kami menunggu studionya dibuka. Kami pun duduk disepanjang koridor,disana sudah banyak pula para orangtua dan anak anak mereka turut menunggu. “ternyata film ini sedang booming…” pikirku. Anak ku sibuk makan cemilan yang telah aku beli dan aku sendiri hanya melihat lihat ke sekitar. Agak sedikit bosan menunggu,karena tak ada teman ngobrol,akhirnya aku menyibukan diri menelpon istriku. “iya pah…” jawab istriku ditelpon. “aku sama Asha nonton film dulu ya… mamah nanti mau dijemput jam berapa?” tanyaku. Didalam aku yang sedang berbicara ditelepon,dari sebelah kananku,merasa ada mata yang melihat ke arahku. Aku tak langsung berbalik,aku biarkan dulu. Sampai selesai menelepon,baru aku memandang ke arah sana. Iya! Seorang pria,dengan brewok melempar senyum kepadaku. Ia duduk merangkul kedua putrinya. Dengan polo shirt warna biru dongker,ia duduk dibawah sinar lampu. Anak anaknya sibuk bermain game di tablet mereka. Aku yang sudah mendapat senyum,turut kubalas. Walau kami berjauhan tetapi mata kami saling berbicara,memberi isyarat. Aku tak ingin berlama lama memandang dia,takut ada yang memperhatikan gelagatku. Lalu,studiopun dibuka. Kami bersiap siap masuk. Aku gandeng Asha bersamaku. Tiba tiba “hay mas… berdua aja nih?” sapa seseorang dari belakang. pas kutengok,ternyata dia! “hah… iya aku berdua aja sama anak ku”. Aku sedikit kaku dibuatnya. “oh ya.. duduk dimana?” tanyanya. “aku tunjukan tiketnya. “wah! Kita bersebelahan” serunya yang mengagetkanku. “masa…” rasa tak percaya ku,aku lihat tiket orang ini,dan benar saja!. “benar kan…” dia mencoba menegaskanku. Dia langsung mengenalkan diri “saya Pardi” ia memberi senyum. “aku Anton…” kugenggam erat tangannya. Kami sudah sama sama tau,seperti ada radarnya hahaha. Lalu ia memperkenalkan Asha kepada kedua putrinya. Sesampainya dibangku,anak anak kami sudah saling kenal,mereka bercanda,mereka tertawa,kadang asha menawarkan makanan yang ia bawa atau putrinya mas pardi mengajak asha bermain game. kami atur posisi duduk mereka,asha duduk ditengah tengah putrinya mas pardi,jadi mereka bertiga dipojok. Aku dan mas pardipun duduk bersebelahan. Obrolanpun tercipta, “dari awal aku melihat kamu datang,aku udah ada rasa… sampe akhirnya aku yakin kalau kamu…” ia senyum. “ndak papa.. aku senang ko bisa kenal mas” jawabku. Lalu ia menggenggam tanganku. kami cepat mencair satu sama lain. Film pun dimulai dan mas pardi menyandarkan kepalanya dipundaku,aku merasa risih “mas.. nanti dilihat orang!” ia pun langsung menarik diri. Aku yang mencoba ikut menonton film ini,pikiranku malah melayang layang. Aku mulai horny dengan perlakuan mas anton yang tadi. Ku tatap wajahnya,ia berpangku tangan,entah ia bosan atau kesal. Lalu kutarik tangannya,kutempelkan kekontolku yang sudah ngaceng. “maaf mas… aku takut ada yang lihat!” ia kick balik aku!. “Sial nih mas pardi” aku yang sudah kepalang tanggung langsung berbisik “kita ke toilet…”. ia hanya diam menatap kedepan.”aku lanjut berbisik “ayo mas… aku tau kamu mau…” tangannya langsung kugenggam. Ia pun mengiyakan. Kami pun pamit sebentar kepada anak anak kami,dan mereka cuek bercanda sendiri. Aku dan mas pardi langsung bergegas. Aku berjalan cepat dilorong. “sabar mas… gak usah buru buru” seru mas pardi. Aku tak menggubrisnya. Aku yang terlebih dahulu masuk ketoilet,langsung mengecek dan disana sepi. Mas pardi yang tiba dibelakangku,langsung aku tarik kedalam lalu kucium. “eeehhhmmm….” desahnya dan pintupun terkunci. Lidah kami saling bertemu,kusedot lidahnya kuat kuat. Bibir bawahnya kugigit,membuat dia mendengus. Terkadang brewoknya menempel dihidungku,membuat ku gatel. Lehernya pun tak terlewati untuk aku jilati. “aduh mas… pelan pelan” desahnya lirih. Kontol kami ngaceng dan tertahan oleh celana jeans. Aku mundur sedikit untuk membuka celana ku. “kamu cepet buka mas…” ia pun menurutinya. Ku akui,aku orang yang kuat sex. Apalagi dapet pria seperti kemauan ku,rasanya ingin berjam jam bermain sex! Seperti mas pardi ini,aku tak ingin menyia nyikannya. Badan mas pardi ditumbuhi bulu yang lebat. Celana kubiarkan sampai sebetis dan aku kembali menggerayangi badan mas pardi. Tetenya yang besar dengan pentil yang keras aku terkam. Kujilat,kugigit,ku genggam erat. Ia menjambak rambutku,seraya nikmat kuperlakukan seperti itu. Aku turun keperutnya yang buncit. Ku usap usap,kuraba. Sampai aku jatuh ke kontolnya yang ngaceng. Tanpa menunggu lama langsung aku hisap kontol itu. Kulirik mas pardi,ia hanya mendangak keatas,menggigit bibirnya,menahan desahannya. Bijinya yang menggelayut itupun aku sedot,ia mencoba untuk menghindar,tapi kedua pahanya ku peluk erat,jadi ia pasrah menerima sedotan kepada bijinya. Lama aku menyedot bijinya dan menghisap kontolnya. “mas udah mas…” ia menatapku. Akupun menghentikannya. “aku udah gak kuat…” serunya dilanjuti ia berbalik. Dengan memegang kloset,ia menungging. “cepet mas….” ia buka selebar lebernya pantatnya. “kamu udah gak sabar yah sayang…” ku bisikan di telinganya. Kami pun berciuman lagi. Dengan jariku yang bandel menyodok nyodok lobang bo’olnya. “eenngghh…” desahnya yang semakin membuatku nafsu!. Kulepaskan ciuman ku,lidahnya terjulur seperti masih menginginkan ciuman. Tapi aku penasaran dengan ketatnya lobang pantat berbulu ini. “pelan pelan mas…” melasnya. Aku meludah sebanyak banyaknya supaya licin. Kurasa sudah cukup,kepala kontolku pun bermain main dengan bibir bo’olnya. “masukin!” ia mengerang. Lobang bo’olnya masih ketat!. Aku mengerti perasaannya,karena itu aku tak ingin mendorong kontolku kedalam,aku biarkan pantatnya penetrasi. Sedikit demi sedikit lobangnya mulai longgar,tidak terlalu kencang seperti awal. “aku dorong yah sayang…” aku memintanya lembut. Ia tak menjawab,hanya memejamkan mata. Kudorong masuk semakin dalam,walau perlawan dinding bo’olnya masih terasa,tapi tetap kulawan. Pelan pelan.. dan akhirnya amblas kontolku dimakan bo’olnya mas pardi. “aaahhh…” enaknya kontolku serasa dipijit oleh bo’olnya mas pardi. Aku diamkan saja terbenam didalam. Mungkin mas pardi merasa enak,ia mulai mendorong dorong pantatnya. Seperti memberi kode untuk aku mengentot lobang bo’olnya. Kulebarkan kakinya dan mulai mengentot. Setiap kali aku tarik kontolku,disitu pula bo’ol mas pardi mehana kuat kontolku,enak sekali rasanya!. Mas pardi sendiri memusingkan kepalanya. Ku entot sekancang kencangnya lalu kucium mas pardi. “mas…. aku udah mau keluar!” bisiknya. Ini terlalu cepat,aku masih ingin menikmati lobang bo’olnya yang masih rapet!. Aku angsung cabut kontolku dari dalam. Mas pardi langsung menatapku,seperti marah. Aku langsung meredakannya dengan ciuman. Aku rubah posisinya,aku duduk dikloset. “dudukin kontolku mas. cepat…”. dengan sigap ia langsung duduk,tanpa merasa perih lagi. “aaaahhhh…” kontolku semakin dalam memasuki lobang bo’olnya dalam posisi ini. Ia langsung naik turun. Aku cubit cubit tetenya. Ia putar pantatnya,yang membuat aku bergelinjang. “oooohhhh…” ia melenguh. “mas… aku udah mau keluar!” tegasnya. Aku menggenggam pinggulnya dan kuarahkan untuk semakin cepat. “aaahhh… aahhh…” desah kami berdua dengan suara yang pelan. Kontolku sudah tak bisa lagi menahannya. “maaaassshhhh aku… aaaahhhhhh” peju pun meledak keluar dari lobang kontolku. Mas pardipun menyusul “aaahhhh…” teriak kecilnya. Aku melongok dari belakang. pejunya muncrat kelantai. Aku bersandar dikloset dan mas pardi bersandar kepadaku,kami berdua mengatur nafas terlebih dahulu. Dirasa sudah mulai tenang,kamipun bangit untuk membersihkan diri. Ku ambil tisu untuk membersihkan kontol ku dari cairan cairan. Mas pardi langsung membuka kloset danmedudukinya “prrreeettt…” mas pardi kentut!. “maaf mas…” ucapnya. Aku hanya tertawa melihatnya. Ia bersihkan baik baik lobang pantatnya dari sisa sisa peju. Kami pun sudah berpakaian lagi. Aku membuka pintu pelan pelan,memastikan kalau diluar aman. Untungnya tak ada satupun orang disana. sebelum aku keluar,ku kecup terlebih dahulu bibir mas pardi dengan mesra. Mas pardi menahan kepalaku dan tak ingin melepasnya. Aku pun bergegas keluar dan menunggunya. Kami pun kembali kedalam studio bersama anak anak kami. Tangan aku dan mas pardi pun kembali saling genggam,sampai filmnya selesai.

Setelahnya kami semakin dekat,dari awal berkenalan di bioskop sampai sekarang… kami sudah berjalan 3 tahun. Saling berjanji antara aku dan mas pardi,untuk saling memiliki. Kami pun memperkenalkan istri kami masing masing…. kami semua sudah seperti keluarga.

Tidak ada komentar on "Semula dari Bioskoop"

Leave a Reply