Ketemu Pak Ojek yang ganteng

“kamu dimana?” tanya pacarku ditelepon. “ini aku masih dibis! Sabar dong…” jawabku. “lama banget sih!!!” suaranya berubah kesal. Akupun merasa tidak enak karena membuatnya menunggu lama. Sekilas kulihat tukang ojek disebelah kiri lalu aku putuskan untuk naik ojek saja,biar cepat,pikirku. “yaudah aku nyambung ojek biar cepet. Kamu sabar yah sayang…”. Seturunnya aku dari bis,langsung aku panggil ojek itu. Sigap ia menghampiri. “ojek bang? Kemana?” dalam pertanyaannya,aku memperehatikan raut wajah si tukang ojek. Dia sudah tua,mungkin umurnya 65 atau mungkin lebih. Senyumnya sangat ramah… pasti mudanya ia tampan!. “oh.. ke Thamrin bang” “ok.. naek bang” ia memberikan aku helm. Dan aku pun melaju… jalanan sudah mulai sepi malam itu. Rasanya aku ingin memeluknya rapat tapi takut. Akhirnya selama perjalanan aku putuskan untuk diam saja. Beberapa kali aku mencium aroma tubuh si bapak ojek ini. Saking penasarannya aku dekatakan hidungku ke lehernya yang berbalut jaket,bau ini sangatlah nyaman. Tak berani berlama lama aku hentikan perbuatan itu dan kembali diam.


“berangkat kerja bang?” tanyanya. “oh enggak Pak,janjian sama temen” mungkin ia merasa bosan maaknya mengajak ku ngobrol. Banyak nanya juga sibapak ini ternyata,kukira dia orangnya kalem. Akupun iseng iseng bertanya “maaf pak,bapak umur berapa kalo boleh tau?” “saya,67 de” tuh kan bener! Sibapak tertawa melihat reaksi ku. Aku pun ikut tertawa. Dan ku kembali bertanya “nah,kalo dalam umuran bapak gini,masih kuat pak? Apa masih sering gitu?” pertanyaan ku mulai menjurus.”sering apa de?” ia pura pura tidak tahu tentang pertanyaan ku. “yah sering itu Pak… itu” akupun kikuk “hahaha… “ ketawanya sangat renyah,mungkin karaena mengetahui aku kikuk ”yah enggak juga sih de. Saya sih pengennya sering Cuma kan istri gak kaya dulu lagi. 2 kali seminggu aja udah syukur…” mendengar itu,hati ku berucap “sama saya aja pak… 14 kali seminggu juga saya sanggupin!” ia lanjut menceritakan dirinya. Masa mudanya,sebelum kawin dan sesudah kawin. Ia pun menceritakan beberapa wanita yang kerap naik ojeknya. “tua tua keladi juga nih orang..”. aku kembali iseng bertanya “Bapak pernah di isep Pak?” dan tiba tiba hening. Ia diam seribu bahasa. Aku yang melihat keadaan seperti ini,ikut takut. Aku jadi serba salah… menit menit berlalu “isep yah…” pelan suaranya sambil palanya ngangguk ngangguk. “belom pernah tuh de,emang enak?” 

“huh… aku pikir sibapak marah oleh pertanyaan ku!!! Ternyata dia mikir toh tadi” karena suasana sudah kembali normal,aku lanjut “enak Pak di isep. Apalagi pas kepala kontol kita diemut emut… geli geli Pak. Terus biji kita di emut emut… enak banget Pak!” ini sudah benar benar menjurus. “ade pernah?” terdengar suaranya agak sedikit khawatir. “ pernah apa nih Pak… pernah di isep atau ngisep….” “di isep… “ “pernah dong… saya demen banget di isep” “saya sih belom pernah de…” aku potong omongan si bapak “saya juga pernah ngisep pak….” dan tanpa sadar kedua tanganku sudah menempel di selangkangan si bapak. Sedikit keras dibagian situ,empuk empuk biji pelernya sangat ketara. Aku pijit pijit kecil dibagian itu. Kami sudah tak membicarakan isep mengisep lagi. “malu ah…” suaranya mengingatkan. Tapi sekarang posisinya kita dijalan yang sepi,jadi aku terus saja mengurut ngurut kontolnya si bapak,sambil pala ku,aku sandarkan dipundaknya,hangatnya… motor ia bawa pelan pelan. Seketika,tangan kirinya mengusap kedua tanganku. “udah yah…” suaranya pelan. Akupun menuruti keinginannya dan menyudahi. Karena memang sebentar lagi aku sampai ditujuanku. “mau di isep gak Pak?” ejekku. Ia hanya membalas dengan senyuman,senyuman yang sama dengan tadi waktu pertama aku memandangnya.
Tak berapa lama aku pun sampai. Tanpa banyak bicara dari sibapak ojek itu… 

Tidak ada komentar on "Ketemu Pak Ojek yang ganteng"

Leave a Reply