Pak Hilman Tetanggaku


Pagi pagi aku terbangun oleh suara berisik yang berasal dari kamar sebelah. Kesal sekali rasanya!
“Sial! Siapa sih… ganggu orang tidur aja!” Aku langsung bergegas keluar kamar. Saat didepan pintu,kulihat beberapa kardus barang. Langsung aku menuju kamar sebelah.
“Woy…” teriak didepan pintunya dan aku berdiri acuh. Suara ketukan palu langsung terhenti. Dengan cahaya yang bias,Sesorang muncul dari balik tirai. Seketika aku terdiam memandanginya.
“Iya Pak.. ada apa?” Ucapnya. Ia mendekat kearahku. Aku masih hanya memandanginya lekat lekat. Ia memakai kaos kutang dengan celana panjang bahan warna hitam. Kumis menghiasi wajahnya. Badannya gempal dengan kulit putih. Selesainya aku menelan ludah.

Aku yang awalnya marah tanpa sadar melempar senyum padanya dan dia pun membalasnya. Cepat cepat aku langsung mengatur posisiku.
“Gak ada apa apa Pak.. cuman pengen nyapa tetangga baru aja” aku merasa tak enak karena sudah membentak tadi. “Saya Ferry…” kusodorkan tanganku.
Ia mengelap tangannya terlebih dahulu
“Saya… Hilman” kami pun berjabat tangan.
“Ada yang mau dibantuin Pak Himan?” Basa basi.
“Gak usah Pak… ini juga udah mau selesai” lagi lagi ia tersenyum,manis sekali!
“Ok lah kalau begitu Pak,kalo ada apa apa jangan sungkan panggil saya. Saya tepat disebelah bapak!” Gurauanku,ia tertawa renyah. aku pun kembali ke kamar.

Didalam kamar aku kegirangan sendiri,bisa mempunyai tetangga seperti dia! Pak Hilman benar benar tampan dimata ku,badannya montok,orangnya ramah,tak ada kurangnya!
“Kontolnya gede gak yah…?” Pikiranku sudah melayang jauh. Akhirnya aku pergi mandi dan bersiap siap berangkat ke pangkalan. Kusempatkan coli membayangkan Pak Hilman.

Dipangkalan tempat ku ngojek,tak henti hentinya bayangan Pak Hilman menggoda diriku. Ingin rasanya aku melihat tubuhnya tanpa sehelai benangpun alias telanjang bulet! Pasti dia menggairahkan dan sexy! Sampai sampai tukang ojek lain bertanya padaku,apa gerangan yang membuat ku terlihat sangat senang sekali hari ini. Aku haya tersenyum senyum tak menggubrisnya,biarlah rahasia ini jadi milik ku dan dia (ngarep!).

Sudah hampir malam,akupun pulang kekontrakan. Sewa hari ini sudah lumayan banyak. Sesampainya dikontrakan,kamar Pak Hilman masih gelap.
“Mungkin ia masih dikantor” ucapku dalam hati. Walau aku tak tau ia bekerja apa dan dimana.
Sebelum pergi mandi,aku beberes sebentar dan memasak nasi. Saat enak enaknya bebenah merapikan lemari. Tanpa sengaja aku melihat kayu diatas pintu kamar mandi rusak.
“Tikus sialan tak jera jera juga dia!” Kesalku pada tikus yang menggigit kayu kayu itu. Lansung ku ambil bangku untuk menambal bagian yang rusak itu,supaya tikus tak bisa lewat. Aku naik keatas bangku dan tepat di bagian yang rusak aku menyadarinya.
“Tunggu,lobang ini tembus kekamar sebelah? Masa iya?” Detak jantungku meningkat drastis. Aku cepat cepat mengambil senter untuk mengecek ruangannya. Dan benar saja,aku bisa melihat kamar mandi dan kasur Pak Hilman.
“Pucuk dicinta,ulampun jadi!” Teriaku. Untungnya,kontrakan ini tak dipakai plafon. Jadi tak ada sekat dibagian atas. Aku benar benar kegirangan dengan apa yang kudapati.
“Kali ini,perbuatan tikus itu ku ampuni…” ucapku dalam hati. Akhirnya kubiarkan kayu yang rusak,hanya kutambal sedikit oleh kain. Agar Pak Hilman tak menyadarinya.
Akupun lanjut bebenah lagi.

Sampai aku selesai mandi dan makan. Pak Hilman tak kunjung pulang. Kulewatkan malam pertama begitu saja karena aku tertidur.
“Hari esok kan masih ada… ” hibur diri sendiri.

2 hari sudah berlalu,Pak Hilman tak kunjung menampakan dirinya. Aku mencoba bertanya ke pada pemilik kontrakan,tak juga mendapatkan informasi. gundah gulanah menunggu sang pujaan hati dikamar mandi. Kutengok kembali lobang itu,membayangkan Pak Hilman tengah terbaring memakai celana pendek ataupun sempak sedang nonton tv. Ku bayangkan ia sedang garuk garuk pelernya yang penuh jembut atau membiarkan kontolnya ngaceng. Aku benar benar menginginkan Pak Hilman!

Sore hari langit sudah berubah gelap,aku bergegas pulang karena teringat jemuran yang tadi pagi kucuci. Lagipula hujan hujan begini penumpangnya jarang. Sesampainya dikontrakan Cepat cepat aku mengambil jemuranku dan merapikannya. Dengan terburu buru aku mempersiapkan ember,karena gentengnya pada bocor. Maklumlah kontrakan murah meriah. Hari ini terasa letih bagiku. Setelah semuanya beres aku pun langsung berbaring dan tanpa sadar aku terlelap.

Entah sudah berapa lama aku tertidur,aku terbangun oleh suara kucuran air. Aku pikir itu suara hujan. Setengah sadar aku membuka mata dan ternyata hujan sudah berhenti. Ku dengarkan baik baik suaranya
“Suara air dibak!” Aku langsung kekamar mandi dan ternyata bukan punyaku,itu suara dari kamar mandi Pak Hilman!
Pelan pelan kupijak bangku yang memang sudah kupersiapkan. Hati ku tak karuan antara ingin mengintip tapi takut ketauan…
Kontolku sendiri memberi reaksi yang berbeda,ngaceng!
Pelan pelan ku geser kain yang menghalangi pandanganku.
Seketika semerbak aroma tembakau bercampur dengan aroma tak sedap terendus olehku! Kutempelkan mataku pada sela sela kayu,aku merincing melihat kedalam. Pak Hilman sedang berjongkok di wc lagi beol!
“Pantes aja… bau busuk…” ucapku dalam hati.
Pak Hilman asyik menghisap rokonya dalam dalam,mungkin untuk menghilangkan baunya sendiri.
Pak Hilman berjongkok dan bersandar pada tembok. Tubuhnya mulus dan putih dibawah sinar lampu. Kontolnya menggantung bebas diantara kedua pahanya yang gempal. Jembutnya bak semak belukar,tumbuh liar tak terjamah sepertinya!

Semerbak bau busuk tak lagi menggangu diriku. Kunikmati dirinya yang sedang beol ini. Pak Hilman beberapa kali mengejan untuk mengeluarkan sisa sisa tai,dibarengi dengan kontolnya yang anjut anjutan. Benar benar membuat ku bergairah. Kurasakan sesak didalam sempak dan juga basah,Aku benar benar sudah terangsang! Kukeluarkan juga kontolku dari dalam celana,kukocok pelan seperti yang pak hilman lakukan. Sepuluh menit berlalu akhirnya Pak Hilman selesai. Ia mengambil air dan membersihkan lobang pantatnya. Aku ingin sekali melihat lobang pantatnya yang sedang terbuka lebar! Dengan posisi ngangkang ia sabuni lobang pantatnya merata. Harapan,aku yang melakukan itu untuknya… dengan jariku menusuk nusuk kedalam,satu jari,dua jari,3 jari pasti dia suka!

Aku tak tahan lagi,kupercepat kocokan kontolku. Kedutan pada pala kontolku mulai kencang dan
“Eenngghh..” pejuku muncrat ketembok. 5 kali semprotan. Aku menahan suara supaya dia tak mendengar.
Kubiarkan pejuku menetes kelantai. Pak Hilman pun bangkit dan menyiram tai dilobang wcnya. Aku sempat melihat tainya mengambang. Setelahnya aku turun dan menggeser kembali kain. Memastikan semuanya seperti semulai. Ngintip hari ini sudah cukup bagiku… aku sangat puas untuk percobaan pertama. Aku selalu siap menanti dirinya entah itu beol,mandi,coli. Apapun itu yang penting Pak Hilman telanjang.


Aku pun membersihkan diri… menunggu kesempatan kesempatan nanti.

Tidak ada komentar on "Pak Hilman Tetanggaku"

Leave a Reply