Menintip Pak Andy

Beruntungnya hari itu! Gak sengaja gue ngintip si bapak yang punya kontrakan lagi mandi. Gue sering banget berkhayal tentang dia. Namanya Pak Andy,umurnya sekitar 50 an,dengan perut buncit,brewok tebel dan rambut yang selalu klimis,makin membuat dia semakin hot dimata gue. Ditambah orangnya ramah dan selalu nyapa penghuni kontrakan,gak jarang gue sengaja ngajak dia ngobrol pagi pagi supaya bisa ngeliat gundukan diselangkangannya yang gemuk itu. Tipe gue banget!!!
  
Jadi ceritanya siang itu gue pengen mandi. Letak kamar mandinya terpisah,berada diluar. Diantara penghuni kontrakan emang gue doang yang kerjanya masuk sore,maklum kerja di sebuah bar. handuk sama perlatan mandi udah gue tenteng,pas nyampe didepan kamar mandi kedengeran suara air keran yang ngocor. “siapa sih yang mandi jam segini! Tumben tumbenan” gerutu dalam hati. akhirnya gue nunggu didepan pintu. Gue perhatiin sendal dideket pintu,gue perhatiin baik baik “ini kayak sendalnya Pak And (panggilan akrabnya). Otak gue langsung mesum “tapi masa iya?” Didorong rasa penasaran sama nafsu,akhirnya gue beraniin buat ngintip. Tapi sebelumnya gue perhatiin keadaan sekitar terlebih dahulu. Gue pikir udah cukup aman akhirnya gue nekat. Tempat cuci piring gue jadiin buat naek keatas,Cuma lewat ventilasi itu gue bisa leluasa ngeliat kedalam karena lobangnya dibuat sengaja besar. “tapi masa iya ini yang mandi Pak And? Kan dia punya kamar mandi sendiri dirumahnya. Ngapain dia mandi disini...”. 

dengan suara yang pelan pelan gue geser kayu yang menghalangi. gue deketin mata gue lebih kedalem dan BENER AJA,itu Pak And!. Dia lagi bersandar ditembok. Cahaya didalem kamar mandi terang benerang jadi gue bisa ngeliat wajahnya yang tampan rupawan ditambah  badannya yang bugil itu sedang bersandar. Gue lihat lebih kebawah lagi,tetenya yang besar bewarna coklat sangatlah meanantang. Dengan melihat itu aja udah bikin kontol gue ngaceng full! Masih percaya gak percaya dengan semua yang gue lihat. Tapi rasa nanggung masih menggelayuti. Gue masih nafsu dengan bagaimana bentuk kontolnya. Akhirnya gue putuskan untuk naik lebih tinggi. Resikonya bisa ketauan sama pak Andy,tapi apa boleh buat sudah diubun ubun nanggung kalo gak dituntasin. Satu pijakan tinggi gue dapati,hati gue berdebar debar menanti melihat kontolnya. Dari sinilah semuanya terlihat,Pak Andy sedang mencukur jembutnya ternyata! Kontol gue samakin ngaceng dibuatnya. Pak andy menggenggam kontolnya dan mengangkat biji pelernya. Ia kerok pelan bulu bulu dibawah buah zakarnya. “andai gue ada dibawahnya dia,dengan bulu bulu yang telah dicukur jatoh kebadan gue” khayalan semakin gila. Bentuk kontolnya lucu,batangnya pendek tapi pala kontolnya itu loh,kaya jamur! “Pantes istrinya gatel kalo lagi berduan sama Pak And,mungkin memeknya ke enakan disodok kontol kepala gede!” nada cemburu. 

Aku tetap mengamati gerak geriknya Pak And. Selang beberapa menit kemudian ia merubah posisinya,sekarang ia berjongkok. Kedua pahanya sangatlah kekar dalam posisi itu,Kontolnya sih masih lemes. Tangannya ia arahkan kebawah pantatnya,ia kuak belahan pantat itu. Ia kerok pelan pelan bulu dilepitan pantatnya,sambil nungging nungging. “Pak And nyukur bulu dilobang pantat...?” antara geli tapi seksi. Aku sendiri mulai meraba raba kontol ini sambil menonton,mumpung Pak And gak menyadari salah satu penghuni kontrakannya mengintip. Mata gue fokus memandangi kontolnya yang bergelayutan. Mulut gue udah megap megap membayangkan biji peler pak And bisa gue kulum. Tak berapa lama Pak And sudah selesai mencukur didaerah anus,ia pun bangkit berdiri. Aku pun langsung siaga turun. Kulakukan dengan terburu buru alhasil aku pun terpelest “GEDEBRRUUUKK!!!” suara menggema seantero kamar mandi. “siapa?” teriak Pak And yang agak sedikit kaget. Aku hanya masih terbaring di ubin sambil merasakan sakit. Aku berharap bisa lari tapi rasa nyeri mendera pinggulku. pintu kamar mandi terbuka,aku hanya tertunduk menutupi wajah malangku ini takut takut si bapak akan marah. 

“kamu...” taya pak andy dengan handuk yang melilit di perut buncitnya.
Muka gue merah sejadi jadinya. Tetapi mata gue gak berhenti ngelirik ke arah tonjolan kontolnya. Sesaat ia jongkok dan membuka lebar kedua bongkah paha itu,kontolnya pun menggelayut menggoda! Perhatian gue langsung fokus ke benda kenyal itu. “kamu kenapa Roni?” pak Andy seraya membangunkanku. Seketika kurasakan sakit dipergelangan kaki,reflek aku memeluk tubuhnya “aduuuuhhh...” erangku. “wah kakimu  keseleo yah... yaudah pelan pelan aja” ucapnya. Sauaranya begitu teduh ditelingaku. Aku benar benar tak percaya kalau Pak And tengah memapahku. “bapak bantu yah...” tanpa menunggu ia langsung membawa ku dengan hati hati. Aku dalam dekapannya,tangannya yang kekar menjagaku,aroma tubuhnya semerbak dalam endusan ku,tanpa rasa takut kutempelkan kepalaku kedadanya yang kekar. “kamu kok bisa jatuh disitu...? memangnya sedang apa...?”  pertanyaannya menyadarkanku. wajahku mulai gugup mencari cari alasan. Aku tak mau kalo ini semua harus berakhir cepat! Tetap aku harus cari jalan untuk “happy ending”. “ehm... anu pak... ehm... itu...” sauraku kikuk. “eeehhhmmm......” masih tetap mencari alasan. “itu apa Ron...? ehm...?” suara Pak And berubah datar. Tanpa pikir panjang aku langsung menjawab “itu Pak... tadi pas saya sampe kamar mandi ada tikus gede banget! Saya kaget dan kepeleset. Karena gak ada pegangan jadinya saya hilang kendali. Jadi jatuh di ubin deh...” hati ku dag dig dug!!!. “ada tikus???” pak And sedikit kaget mendengar ceritanya. “iya Pak,gede! Item!” aku menahan ketawa mendengar ucapan ku sendiri. “masa sih...??? lagi juga kamu sama tikus aja takut! Cemen...” terdengar dari bahasanya,Pak And sudah mulai rileks. “yah saya kan baru bangun tidur Pak,jadi kaget...” jawab ku ketus. “yaudah... kamu nanti bapak pijitin yah. Biar gak gak terlalu bengkak,mau?”. “aduh Pak And... saya gak enak ngerepotin Bapak... tapi saya makasih banyak yah bapak mau bantu saya” basa basi. 

Selanjutnya aku dibawa kerumah si bapak. Rumahnya sepi dan sunyi,aku jarang kerumah ini kecuali pas bayar kontrakan. ”Kamu duduk sini aja dulu,bapak mau ambil minyak. Kamu lurusin kakinya...” perintahnya. Pak and berjalan kedapur. aku melihat punggungnya yang putih mulus menghilang dibalik tembok. Dibangku yang empuk itu,kembali kupikirkan apa yang terjadi “kenapa jadi sejauh ini...? padahal kan niat hati hanya melihat...” sedikit nada penyesalan.
Pak And datang dengan suara bassnya
“nah... sekarang kamu saya pijitin. Mungkin agak sedikit sakit” ia melempar senyum seraya membuatku rileks. Aku pun membalas senyumnya. Pak and mengambil satu kursi sedikit kecil. Ia membiarkanku berbaring di sofa. Sedikit demi sedikit ia mengolesi minyak kekaki kiri ku,ia usap usap sampai merata. Hal yang tak seharusnya terjadi,terjadi... aku ngaceng!. Celana pendek ku tak mampu menampung. Perlahan tapi pasti celana pendek berbahan tipis itu berubah menjadi tenda. Secara sigap aku menutupinya. Pak and pun langsung menengok “kenapa Ron,sakit yah pijitannya...?” tanya nya. “oh enggak pak,Cuma nyeri” aku nyengir. Dalam hati “mampus deh gue mampus kalo kegep!!!”.  Pak and masih sibuk memijit mijit,wajahnya benar benar polos diposisi itu. Sebetulnya aku sudah tak merasa sakit seperti diawal,tinggal nyeri saja. Sekarang yang aku pikirkan bagaimana menyuruh “si kecil roni untuk tertidur pulas kembali!!!” aku benar benar tak mau kalau Pak And tau aku pecinta lelaki. Bukannya aku malu,hanya saja aku tak ingin kedekatan ku menjadi terbatasi... itu saja. 

Tiba tiba Pak And berdiri. Mungkin ikatan handuknya sudah tak kencang atau apa,handuknya lepas! Mataku pun langsung melotot. “eeehhh...” terdengar pak And kaget. Pemandangan dihadapanku mengagetkan juga “kontolnya pak And ngaceng???”.  Ia tak terlihat panik dengan santai ia mengambil kembali handuknya. Aku mulai memberanikan diri untuk membuka suara “bapak ngaceng?” pertanyaan frontal. Dalam posisi menungging mengambil handuk ia menoleh kepadaku “iya ron...”. wajahku yang mendengar itu hanya datar,dengan mata tetap tertuju kekontol yang sudah gemuk dan tegak. Kontolnya tak terlalu panjang dan besar,tapi cukup untuk digenggam. “kamu juga ngaceng kan...” suaranya tegas membelah kesunyian. Aku menatap lurus matanya “iya pak...” dengan tegas pula aku menjawab. Kembali  ia melempar senyum “yasudah bapak mau ambil minum dulu. Kamu minum apa Ron?” “apa aja pak....”  ia pun melangkah dengan bertelanjang bulat! Betapa kedua pantatnya semok putih dan padat itu sungguh menggoda.


“apa Pak And juga gay?” pertanyaan ku berhenti disitu. “tanggung kalau tak dituntaskan!” pikirku. Pak And sudah kembali dan membawa 2 gelas air putih dingin dan tetap bugil. Kepala kontolnya sangatlah menggoda untuk ditelan dan bersih dari jembut,polos!. “ini...” ia menyodorkan. “makasih Pak...” tidak ada rasa risih atau canggung diantara kami. Pak And langsung meminum habis airnya,sepertinya ia benar benar kehausan,haus apa yah. Aku membuka obrolan kembali,seputar seks “bapak ko bisa ngaceng sih?”. Ia tertawa pelan lalu menjawab “yah karena menyentuh kamu,Ron...”. “hanya itu?” telisik ku. Aku masih ingin mendengar jawaban yang lain. “iyah...” tegasnya. “kalo kamu sendiri,kenapa bisa ngaceng!” ia balik bertanya dengan tatapan serius. Diposisi itu aku memilah milah kata,antara jawab jujur atau kembali bohong. “yah karena sentuhan Bapak,jadinya saya ngaceng...”. wajahnya seperti tak percaya. “kenapa memangnya Pak... bapak pikir...” aku mencoba memastikan. “yah... sejujurnya beberapa kali saya mikir kamu itu suka sama saya....” Pak And tersenyum. aku pura pura tak mempercayai omongannya. “kok bapak mikir kaya gitu???” aku pojokkan dia. Pak and sempat berdiam seperti memilih kata juga. Takut takut salah ngomong sepertinya. “saya sering menangkap kamu melirik kearah kontol saya setiap kali kamu ngajak ngobrol,iya kan?”. Pak And memegang kendali sekarang. Aku masih bermain aman. “ehm... “ aku memakai ekspresi bodoh memancing kata katanya biar lebih berani. “yah kalau tidak suka juga gak apa. Tapi kontol kamu berkata lain!”

Tiba tiba  pak and menggenggam kontolku. Erat genggamannya. “aduh!” aku pura pura kaget. Sampai disini aku tak mau gegabah,aku biarkan Pak And mengeluarkan apa yang ada diotaknya. Ia mulai mengurut pelan kontolku. Sangatlah kasar rasanya. “suka...” tanyanya. Kuanggukan kepala. Lalu ia mendaratkan bibirnya dibibirku. Lidahnya langsung menyeruak menjelajahi mulutku. Aku gelagapan karena ia terlalu bersemangat. Ia tarik tanganku kearah kontolnya dan memberikan instruksi untuk dikocok. Aku pun mengiyakan. “eeennnggghhh...” desahnya. Kami tetap berpagut dan mengocok. Ciuman Pak Andy basah ia benar benar memakan bibirku tanpa memberi ampun. Posisi itu membuat ku kewalahan. ia dorong tubuhku supaya bersandar pada ujung sofa. Tanganku ia pegang erat. Ia biarkan kontol kami bergesekan. Benar benar enak rasanya kontolnya menyodok nyodok. Aku lepaskan tanganku,kucari lobang pantat Pak And. Setelah kudapat mulai kusentuh. Lobang anusnya botak karena habis dicukur memaksa untuk dijilat. Ia merasa geli dan menolak tapi aku terus paksakan. Dengan cepat ia menggesek,berat badannya menindih tubuh ku.

“pak saya mau coba isep kontol bapak...” pintaku dengan berpura pura. Langsung kubergeser,kontol Pak And yang menggantung menunggu mulutku. Kepala jamur itu sudah bengkak,aku jilat jilat dengan ujung lidah. Asin kurasakan,precumnya sudah mengalir rupanya. Kubuka lebar mulutku supaya kontolnya benar benar terbenam. Setelah berada didalam Pak And langung mengentoti mulutku tanpa jeda. Kedua pahanya dirapatkan diwajahku. “sial!” umpatku. Ia tarik,ia dorong,ia tarik,ia dorong ia lakukan semakin lama semakin dalam. Lidahku mencoba mengunci posisi kontolnya. selang 10 menit kurasakan kontolnya berdenyut. “ini dia...!” langsung kudorong pantatnya. “aaaaahhhhh roni bapak mau keluar....” ucapnya. Kutahan pantatnya supaya kontolnya menyembur ditenggerokanku. “aaaaahhhhh roooooonnnn... “ dorongannya semakin kasar dan “aaaaaaaaaaaaaaaaaahhhhhhhhhh.....” lenguhan panjang mengiringi semburan hangat dari kontolnya. Peju asin meleleh dalam mulutku dan langsung kutelan karena tak ada piliha lain. “aaaaahhhhhhh... “ ia masih mendesah desah. Lidahku tetap menjilat kontolnya menghisap semua isinya. “eeeennnggghhhhh....” ia meringis mencabut kontolnya. Dan aku hanya megap megap karena bernafas lega. Pak And melihat wajahku seperti tak percaya kalo mulutku belepotan pejunya. Ia dekatkan wajahnya,dan melumat habis. Sisa sisa peju dibibirku ia jilat,ia benar benar rakus. “enak?” tanya Pak And. “iyah...” ucapku.

Lalu ia duduk sedikit menjauh dariku. Dengan lelahnya ia sandarkan tubuh tambunnya. Kontolnya masih ngaceng tak turun turun. Sekarang giliranku. Kukocok kontolku sendiri sambil memaikan puting,menatap wajahnya.  Ia melirik kearahku dan ikut membantu. “ujungnya diisep pak...” pintaku. Ia pun menurutinya dan menghisap kepala kontolku dengan ujung lidah. Itu benar benar membuat ku tak tahan. Jarinya juga ikut bermain dianusku,pelan pelan ia masukan jarinya.”aaaahhhh Paaaaakkkk.... saya udah mau keluar...” teriak ku. Pak And langsung menghisap kontolku. Akupun memegangi kepalanya dan mengentoti mulutnya dengan cepat. “aaaaahhhhhh.... aaaaahhhhh...” desahku. Pak And tersedak tapi tak kuperdulikan. “isep pak... iseeepeppp....” pintaku memelas. Dan “aaaaaaaaaaahhhhhhhhhh...” kusemprot  seluruh peju kedalam mulutnya. “aaaaaahhhhhhhh...” ia tak berhenti menghisap. Kutarik paksa kontolku yang berdenyut denyut. Kulihat mulut Pak And belepotan peju,aku langung menjilatnya. “eeennnggghhh...” desah kami berdua. Kami lalu berpelukan. Dan akhirnya aku roboh didada Pak And. Nafas kami berderu....

Beberapa menit kami masih terdiam mengatur nafas. Pak and memelukku erat. Kontol kami berdiri kembali. Mwminta jatah keduanya. Pak And mencium keningku “lebih baik kita mandi... sudah sore” ucapnya. Akupun mengerti ucapannya. Aku berpakaian kembali dan Pak And melilitkan handuknya yang sedari tadi diubin. Aku berjalan duluan kekamar mandi yang disusulnya. Kami mandi berdua tanpa canggung. “Pak... kok gak mandi dirumah bapak?” tanyaku. “kamar mandi saya kerannya rusak airnya gak ngalir dari kemarin. Karena itu bapak mandi disini...”. ucap ku dalam hati “oh jadi itu alsannya....”. Pak And pun memandikan ku perlahan,layaknya seperti seorang anak. Berhubung aku harus pergi bekerja jadinya aku tak meneruskan permainan walau aku masih ingin mebobol pantat Pak And yang barusan di cukur!


Aku pun selesai mandi dan segera pamit. Takut terlambat. Kutinggalkan Pak And seorang diri dikamar mandi... dan berharap ia masih mau bertukar peju denganku. Apa yang aku tunggu tunggu akhirnya kudapatkan. Tapi aku masih tak ingin gegabah,aku biarkan waktu yang membawa. Walau nantinya aku tak bisa meminum peju Pak And,aku sudah merasa senang bisa melihat ia dan mengingat ngingat kembali apa yang telah kami perbuat....

Tidak ada komentar on "Menintip Pak Andy"

Leave a Reply